Peran Lembaga Pembelajaran yang Terancam Peperangan Asimetris
Selasa, 2016 pada 11 Okt 17:07:22 WIB - 35 kali dilihat
Bagikan ini
Sabtu (10/1/2016), Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Universitas Indonesia Seminar Sehari Pertahanan Negara: Ancaman Perang Asimetris dan Peran {Institusi} {Pendidikan} sebagai {Elemen|Faktor} Penting Pertahanan Negara. .
Seminar yang digelar di aula kesembilan FIB UI ini diikuti oleh tiga orang pakar di bidang Bela Negara: Prof. Dr. Dr. Pak. Budi Susilo Swepandji, DEA (Gubernur Lehman 2011-2016, Guru Besar Fakultas Teknik UI), Marsekal Madya (Purn) Dr. Koesnadi Kardi, MA, MDef., RCDS (Kepala Badan Diklat Kementerian Pertahanan 2005, Rektor UPN Jakarta 2011 -2014) dan Dr. Agus Hasan "Yono" Reksoprojo (Staf Komando TNI {Ahli | Ahli) di C4ISR dan Komando Menwa Iluni UI.
Acara yang akan dihadiri oleh Direktur Kemahasiswaan UI Arman Nefis ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan perang strategis (peran strategis kaum intelektual) di lembaga-lembaga pendidikan untuk melawan ancaman perang asimetris. {ex} tim {ahli|ahli} Iluni Menwa UI Komando Panglima TNI Yono {menjelaskan|mengungkapkan} bahwa perang asimetris adalah sebuah peran {es|es|es|is}} } aturan yang disepakati oleh masyarakat global {tentang | } perang {perlu|perlu|dengan benar|perlu|harus dilancarkan.
"Pemberontak {harus|harus|harus} mengirimkan pasukan dan senjata berat seperti dalam perang konvensional, {tetapi|sebaliknya|namun demikian} {lanjutkan} {sumber kekuatan| "Kekuatan musuh," kata Yono.
Ancaman perang asimetris di Indonesia cukup {beberapa|beberapa|beberapa|beberapa|beberapa|beberapa}. Menurut {mantan} rektor UPN Quesnadi, ancaman perang asimetris ini {dapat} terwujud dalam perkembangan radikalisasi atau terorisme, {pengendalian sumber kekuatan| Kekuasaan negara lain, pencurian sumber energi kelautan dari kapal asing dan ketergantungan berlebihan terhadap produk luar negeri.
Dalam konteks ini, dunia {pendidikan} menjadi {bahan|faktor} penting pertahanan negara, {karena} dunia {pendidikan} merupakan wadah pemikir strategis yang mendidik warga negara untuk menjaga negara melalui cara-cara nasionalis. metode dan pemikiran patriotik, warga negara menyadari ancaman yang mereka tahu {secara fisik tidak menyadari aspek kehidupan sehari-hari seperti ketahanan pangan, opini radikal dan {informasi|berita|pesan| hipersonik aliran thread} yang {tidak dapat ditemukan}
Gubernur Lemans RI Budi Susilo, dalam rangka memperkuat peran {pendidikan} {lembaga} agar tidak terjadi peran yang asimetris, maka negara bangsa {menawarkan|menyarankan|menyarankan|berkontribusi|menyarankan} {pendidikan} {lembaga}, termasuk beberapa} mata pelajaran} mendanai apa yang meskipun serupa dengan apa yang dimaksudkan untuk didefinisikan ulang sebagai {negara} geopolitik saat ini.
"{Pendidikan} {lembaga} {harus|harus|memenuhi syarat|harus|harus} {berpartisipasi|berpartisipasi} secara aktif {menentukan|memastikan|memutuskan|mempertimbangkan} kebijakan pemerintah {sangat|sangat|serius" sebenarnya {dipengaruhi oleh nasional ketahanan di sektor Jaringan Keuangan Nasional dan Jaringan Multimedia Nasional,” ujar pria yang juga aktif sebagai Guru Besar Fakultas Teknik UI ini.
Dalam sebuah seminar dimana universitas lain {mencoba menggunakan| Permintaan | Implementasi} UU 3/2002, {khusus|terutama|khusus|terutama|terutama|khusus} Pasal 2 d) huruf {tentang|mengenai} penyelenggaraan pertahanan negara {melalui|melalui|} dinas {cocok| Berlaku|Memenuhi Syarat} {Mahasiswa|Mahasiswa Putus Sekolah|Sarjana|Sarjana} Kelompok Mahasiswa UI {Pekerjaan}